Minggu, 02 Juni 2013

hanya maaf..

sebuah nama. . . .

oleh Fitriana Amalia (Catatan) pada 2 Januari 2010 pukul 17:04

jumat, 1 januari 2009
19:30, kediamanmu.

disaat semua orang merayakan datangnya tahun baru, namun mengingat hari kepergianmu, malah membuat hati banyak orang sakit.

aku yang hadir, hanya menangis, berdiri gemetar menahan seonggok rasa pilu dihati yang teramat perih. banyak pasang mata lebam karenamu, raung tangis bising dimana-mana, warna hitam terlalu menggelapkan mataku, rasa ingin jatuh selalu terbayang pada diriku, namun aku tak mau kesempatan ini hanya kuhiasi ambrunya diriku karenamu.

ibu, ayah, adik, dan kakakmu, duduk tersipu menahan air mata sayang dihadapan sebuah foto, yang jelas disana bahwa itu dirimu. ya, dirimu, yang hanya sebekas figur didalam hatiku.
tangan itu terlalu rapuh, untuk menyalami satu persatu tamu, termasuk aku. wajah itu tak mampu menahan meluapnya air mata, ketika dihadapanku.

perlahan, kronologi kepergianmu jelas kuketahui. dari awal kepergian mu ketanah kampung, hingga kepangkuan PENCIPTAmu.
berat, jika kau bertanya seberapa tangguhnya aku.
sakit, jika kau lihat betapa kurus, dan keringnya tulang ini karenamu.

sempat ibumu bercerita.

"subhanallah, mamah, pah, nisa, kak, KAMU. dia selalu manggil nama2 itu, waktu sakaratul maut."
ibumu berkata.


"KAMU",kata yang selalu terngiang dan kuhapus didaftar orang-orang yang kau ingat saat kau sekarat.
NAMAKU. kau sebut, tapi akankah kuhadir saat itu?

kau begitu mengingat namaku sampai diujung hayatmu, kau masih menyebutkan nama itu.
tapi taukah dirimu, mungkin saat itu aku masih tertidur lelap dikasur empuk, hangatnya belaian selimut.
tak sepintas namamu hadir dalam mimpiku.

SUNGGUH, berdosanya hambamu ini ya allah, pada kekasihnya yang terlalu sempurna untuk diriku.
ambil aku, dan kembalikan dirinya, meski aku tau itu hanya dongeng anak balita belaka.

sekarang aku bertanya, HUKUMAN apakah yang pantas untuk diriku? adakah neraka yang terlalu dalam, hingga ku mati dalam panasnya.

maaf, berulang kali maaf yang dapat kulimpahkan pada ibumu. atas kealfaanku, atas pengorbananmu, dan mungkin atas kesetiaanku padamu yang masih NOL.

mungkin aku salah, tapi apalah sebuah nama, jika aku MENCINTAImu. . . 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

thank you for your comments hopefully be better :D