Rabu, 04 April 2012

dear You. . .

hari terus kulewati tanpa ada tujuan yang begitu pasti.
pelarian terus kujalani, tanda persiapan diri.
ketegaran tetap kupanjatkan setiap ku bersujud, tat kala pilu menyeret hati.
dan meski berkali-kali kuhindari, dia pun tetap disini, dihati. . .

ya Allah, kau maha mengetahui apa yang ada dihati ini.
kau mampu melihat, dan mendengar celoteh doa dalam benak ini.
aku tak akan bosan tuk terus berharap pertolonganmu akan kekuatanmu ini.
dan aku tak pernah luput meminta yang terbaik untukku, dan untuk orang yang kusayang dimana pun mereka berada, kecuali dia yang selalu ku tau, dia dihadapanku. .

tak kurang dari beberapa bulan lagi, aku akan pergi. belum menuju tempatmu berada memang, namun aku sudah cukup kalut menghadapinya.
ada rasa bahagia akan menanggalkan beban kesiswaan ini, namun ada rasa sedih juga, bahkan terlalu perih tuk diingatkan, entah karena kenangan, atau faktor lain. namun sudahlah, ini takdir. .

tak ada yang ingin kuubah dari takdir yang kauberi, tak ada yang ingin kuprotes akan semua ini. karena ku yakin bukan foto, video, bahkan almamater yang akan mengingatkanku, namu kenangan, dan cerita yang tak tertulis, dan tak terucaplah yang menjadi saksi akan masa-masa ini.

baru kurasa kemarin aku menginjakkan kaki, dan berkaca dipintu masuk sekolah dengan seragam putih abu-abu ini, namun sekarang, bayangan itu berubah menjadi kami yang lebih dewasa dan siap hidup mandiri.
teman, persahabatan, organisasi, bermain, pengalaman, cerita ini itu nanti akan terkemas dalam satu keping CD di otak ini.
air mata, tawa, senang, sedih, bahkan galau lengkap didalamnya.
rindu memang ingin kuulangi, namun perjalanan terlalu panjang tuk berhenti.
semoga ini tak berhenti hanya disini. karena akan kutunggu cerita cerita dari fitri yang lain. . .

itu sepintas kenangan dulu, tuhan. . .
karena sekarang kembali pada esok yang akan kulewati.
tak lupa aku Ya Allah, berharap untuk esok dan seterusnya tuk tetap genggam aku dalam ketegaranmu.
ketegaran akan dunia perubahanku kini, aku tau bosan kau jikaku pinta ini sekali lagi.
namun  hanya ini yang bisa kuraih, selain pertolongan nyata akan pelukan mereka yang hangat

tegarkan aku kala kaki ini melangkah dan berusaha memberi jarak padanya.
tegarkan aku kala raga ini berdiri dihadapannya.
tegarkan aku kala mata ini dan upayakan tak menangis saat menatapnya.
tegarkan hati ini kala aku harus berkata "tak apa" saat da bertanya "kenapa?"
serta tegarkan niat ini untuk tetap berada dalam komitmen bahwa aku bahagia, jika kebahagian datang pula padanya. . 

itu doakku, yang kini mungkin sudah kau hafal jika setiap aku meminta.
kabulkan Ya Allah. dan semoga pun dia disana merasakan akan doa yang datang padanya. . .