Minggu, 02 Juni 2013

diriku ikhlas saat ini...

Syarat & Cinta

oleh Fitriana Amalia (Catatan) pada 13 Januari 2010 pukul 21:10

Rabu, 13 jan '10

tak ad yg bnyk brubah hr ini, tp mgkn 'hari ini' aku blajar tertawa setelah ITU.

Aku kini bnyk tau, bhwa tak hnya diriku tau dirimu pun yg trpisah. Bnyk dblkg sana yg menangis. PUTUS, BRANTEM, bahkan, ada yg pngn BALIKAN, itulah yg namanya kisah CINTA. 

Tp pelajaran untuk hr ini adalah. 

Bahwa seperih apapun CINTA itu, yakinilah dia pernah membahagiakanmu.

Kedua, tak prlu sling menyalahkan, tau disalahkan tntg berakhirnya hubungan ini. Berusalah tegar dan intropeksi drmu.

Ketiga, bangkit dan sambut mentari brsm orang orang  tercintamu.

Terakhir, percayalah. dia bahagia disana karena ia kini bersama sang penciptanya  dan Cinta tak pernah bersyarat termasuk.. . . 

Cinta tak pernah mengharuskan dia HIDUP lebih lama dr kita. 

:)

untuk teman..

Pelangiku. . .

oleh Fitriana Amalia (Catatan) pada 11 Januari 2010 pukul 16:32

Senin, 11 januari 2009.

Mulanya aku ragu, apabila hr ini dapat mengubah diriku yg tengah kelabu menjadi lbh bersinar.

Namun, aku tak bs mengerjapkan mata ketika warna pelangi itu dhadapanku.

Percaya atau tidak, sekilas aku lupa akan sedihnya kepergianmu, rasa sakit, bahkan kenangan yang begitu menyakitkan. Tapi kufikir kau tlah mengirimkan mereka yg datang tpat waktu, dikala memang aku membutuhkan kasih sayang, dan teman yg begitu setia.

Mungkin tidak kali ini saja, mereka slalu ada. Sejak dulu aku tau mereka akan selalu dbelakangku, melawan berbagai hujan yg mgkn akan menimbulkan badai.

Meski memang, masih terlalu dini jika tak kulihat secercah cahaya dr lubangnya hatiku dlu, tp sudahlah kurasa kau sudah cukup tenang dsana. Amati dan tunggu akulah dsana.


Hemmm, ya allah, kau sungguh mulia, kau berikan CINTA melalui orang yg kucintai dan kau miliki kembali sekarang. Dan tidak hanya dia. Mereka pun trlalu sempurna untuk diriku dsisinya.


Terima kasih sahabat. Terima kasih untuk warna yang kalian berikan pdku hr ini.


Gedunga

hanya maaf..

sebuah nama. . . .

oleh Fitriana Amalia (Catatan) pada 2 Januari 2010 pukul 17:04

jumat, 1 januari 2009
19:30, kediamanmu.

disaat semua orang merayakan datangnya tahun baru, namun mengingat hari kepergianmu, malah membuat hati banyak orang sakit.

aku yang hadir, hanya menangis, berdiri gemetar menahan seonggok rasa pilu dihati yang teramat perih. banyak pasang mata lebam karenamu, raung tangis bising dimana-mana, warna hitam terlalu menggelapkan mataku, rasa ingin jatuh selalu terbayang pada diriku, namun aku tak mau kesempatan ini hanya kuhiasi ambrunya diriku karenamu.

ibu, ayah, adik, dan kakakmu, duduk tersipu menahan air mata sayang dihadapan sebuah foto, yang jelas disana bahwa itu dirimu. ya, dirimu, yang hanya sebekas figur didalam hatiku.
tangan itu terlalu rapuh, untuk menyalami satu persatu tamu, termasuk aku. wajah itu tak mampu menahan meluapnya air mata, ketika dihadapanku.

perlahan, kronologi kepergianmu jelas kuketahui. dari awal kepergian mu ketanah kampung, hingga kepangkuan PENCIPTAmu.
berat, jika kau bertanya seberapa tangguhnya aku.
sakit, jika kau lihat betapa kurus, dan keringnya tulang ini karenamu.

sempat ibumu bercerita.

"subhanallah, mamah, pah, nisa, kak, KAMU. dia selalu manggil nama2 itu, waktu sakaratul maut."
ibumu berkata.


"KAMU",kata yang selalu terngiang dan kuhapus didaftar orang-orang yang kau ingat saat kau sekarat.
NAMAKU. kau sebut, tapi akankah kuhadir saat itu?

kau begitu mengingat namaku sampai diujung hayatmu, kau masih menyebutkan nama itu.
tapi taukah dirimu, mungkin saat itu aku masih tertidur lelap dikasur empuk, hangatnya belaian selimut.
tak sepintas namamu hadir dalam mimpiku.

SUNGGUH, berdosanya hambamu ini ya allah, pada kekasihnya yang terlalu sempurna untuk diriku.
ambil aku, dan kembalikan dirinya, meski aku tau itu hanya dongeng anak balita belaka.

sekarang aku bertanya, HUKUMAN apakah yang pantas untuk diriku? adakah neraka yang terlalu dalam, hingga ku mati dalam panasnya.

maaf, berulang kali maaf yang dapat kulimpahkan pada ibumu. atas kealfaanku, atas pengorbananmu, dan mungkin atas kesetiaanku padamu yang masih NOL.

mungkin aku salah, tapi apalah sebuah nama, jika aku MENCINTAImu. . . 

seandainya...

maaf........

oleh Fitriana Amalia (Catatan) pada 27 Desember 2009 pukul 14:32

dia pergi.....
orang yang selama ini menjadi sandaranku.
sandaran akan cerita, hidup, bahkan CINTA.

dia membawa semua dalam kepergiannya, bahkan kehidupanku.
tak bersisa, tanpa bekas, tanpa jejak, dan membiarkanku hidup dalam kehampaan, kosong, sepi, tanpa kesadaran jiwa siapa pun yang mampu membopongku.

dulu dia mampu mengobrak ngabrik hati, kehidupanku, hingga aku bergelimpangan akan tipu daya muslihatnya.
bayangkan, tidur sampai harus kuterlelap lagi, hanya dia yang ada dalam otakku. 
perpisahan yang membawaku dalam kesadaran akan hilangnya dia dariku.

setahun berselang aku tetap mencari keberadaanya, hingga aku harus melacak kehidupan orng yang terdekatnya.
pencarian kuberakhir pada pertemuan yang berhujung pada hubungan spesial sampai saat ini.

namun.............

belum seminggu, bagai kiamat itu datang, berita mengejutkan, hingga kurasa tak sanggup rasanya kujalankan hidup ini. 

ia pergi, tanpa memberikanku sedikit kesempatan untuk melihat, mengucapkan selamat tinggal, sampai waktu itu tiba.

pusaran yang tak kulihat dasarnya pun terasa menyesakkan. 
TUNGGU............ Akun belum datang, tunggu aku, beri aku harapan hinggaku tersaruk saruk menggenggam kain putihmu.

tapi tetap aku tak bisa, aku jauh darinya, jarak, keadaan, bahkan waktu yang menjepitku dalam kesedihan yang terlalu tajam.

kasih macam apa aku?
datang disaat kuharus menggenggam tangannya saja tidak, apalagi disaat dia harus sendiri terkubur dalam lahat, kini aku terpuruk akibat kepergiaannya.

"maafkan aku, jangan kau murka karena ketidakhadiranku itu, meski aku tak datang, BERSUMPAH jatuh aku karena kau pergi, aku selalu menginginkan kau untuk kembali, tapi itu tak akan mungkin.
selamanya aku berdoa dan LOVE YOU"

maafkan aku...........

sehari setelahnya..

Noda kehidupanku.

oleh Fitriana Amalia (Catatan) pada 26 Desember 2009 pukul 22:16

Malam pertamaku tidur dengan segala pikiranku tertumpah padamu, yang kini berbeda alam denganku.
Malamku sunyi, gelap, tak bertepi. Aku mati rasa dalam kegelapan yg menyeretku.

Takut, pengap, gelap, sendiri, sakit, sedih, dan terpuruk. Kau pergi meninggalkan itu semua dalam kehidupanku kini.

lalu bekal apa yang kau tinggalkan untukku melawan semuanya?

Baru, baru sehari kau tinggalkanku seperti ini, tp RASANYA bagai seabad yg tak kan berehenti.

Kau pergi, banyak yg kau sita dariku, tp kau pergi, juga banyak meninggalkan noda dalam hati seorang gadis yg rapuh ini.

Sadarkah kau? dengan tingkahmu seperti ini, perlahan lahan akan membawaku dalam DUNIAMU.

Tolak?, atau pasrah?

aku tau rasanya, karena kumengalaminya..



Awal kepergianmu . . .

oleh Fitriana Amalia (Catatan) pada 26 Desember 2009 pukul 11:27

Mesti berapa kali aku mengirim pesan padamu, agar kau dapat menjawabku?

Mlam itu, aku berniat menghubungimu, yg jauh dariku. meski aku tak dapat bertemu langsung denganmu, namun aku sudah sangat bersyukur bila kudengar suaramu.
Aku bermaksud, untuk menanyakan kabar dan memberitahumu, bahwa aku tlah slesai dengan serentet tahapan ini.
Tapi, apa yg aku dapatkan? aku hanya mendengar mesin kotak pesan dtelponmu.
Kecewa, jika kau tanyakan itu.
Terus semalam suntuk, aku berusaha mencarimu, hingga kabar menyakitkan itu hinggap dtelinga, hati, dan pikiranku .

Aku tersungkur, jatuh, sakit, pengap nafas terengah. Aku panik, pusing, tangis kupun tak cukup kukira tuk mengembalikanmu padaku.

Jarakmu denganku, keadaanku kini denganmu, alasanku terbesar tuk menyesali semua ini.
Aku ingin melihatmu, meski aku tau hanya jasad yg kuterima.
Tp aku pun tak mungkin segitu teganya pada orang tuaku, tuk meninggalkan mereka dengan kecemasan yg begitu dalam.

Aku berusaha pulang, dan kulihat jadi apa masa depanku.
Mungkim msih berantakan rupaku kini.

Entah, seberapa kacau hidupku nanti tanpamu.

Kita lihat saja!