Sabtu, 21 April 2012

dear you : pelangi. .

ini mimpiku semalam, ke dua kalinya. . .



mungkin kau pernah mendengarnya, karena sudah terlontar sebentuk cerita tentang mimpi ini padamu.
dan kala itu, kau tertawa meski kau beranggapan bahwa semua ini aneh. hem, bukan mimpinya yang kurindukan, tapi senyummu. .


ini ceritanya. .


kau duduk manis dan santai di ayunan sederhana yang papah buat untukku. serba putih itu yang kaukenakan saat kulihat dulu. 
aku tertegun seolah tak percaya untuk apa kau dirumahku. 
dengan polos aku bertanya
"kamu ngapain disini??"


kau tersenyum layaknya dirimu yang dulu. dan menjawab. .


"itu..aku mau liat itu.."

aku tak paham dan mencoba mencari apa yang kau maksud, lalu kuhanya menemukan 3 pelangi bertengger di indahnya langit kala pagi itu.


"pelangi?? kok ada 3??
"itu punyaku, satu mau aku kasih ibu, satunya lagi mau akau kasih kakakku."
"satunya lagi?"
"gak tau, mungkin mau aku simpan aja, siapa tau ada yang butuh, jadi buat cadangan."


hem, tersenyum aku kini mengingat mimpi yang seakan-akan cerita bak anak kecil yang bengcengkrama tanpa tau maksud dan tujuannya itu. lalu. .


"**** nanti pelanginya mau taro dimana?"
"taro di toples, nih. ."
"terus kapan kasih ke ibunya??"
"sekarang, yuk.."


melangkahlah aku dengan si**** ini dipinggir jalan hingga kami temukan ibunya juga yang serba mengenakan pakaina putih.
"ibu, ini buat ibu.."
"ini apaan mas??"
"pelangi.."
"makasih ya nak.."


aku hanya tersenyum dengan paras yang kulupa bagaimana rupanya. tapi pasti ia sangat cantik..
pelangi pertama terkirim sesuai target yang kau inginkan. saatnya pengirimin pelangi kedua..


"kak.."
"apa de??
"ini buat kakak.."
"kok kamu ngasih aku pelangi??"
"gapapa pengen aja."
"terus aku taro mana ntar??"
"terserah, asal disimpen aja.."


pergi..
aku melangkah dibelakangmu, dengan sisa satu toples yang kau katakan tadi untuk cadangan.


selesai sudah pengirimin paket khusus pelangi darimu.
lalu entah bagaimana jadinya, kita berada disekolah tepat ditengah lapangan dengan keheningan yang menusuk hati..
kau pergi melangkah meninggalkanku disana dengan seribu tanya bagaimana nasib pelangi yang satu ini?


"****!!!" aku berteriak memanggilmu..
"apa?"
"yang ini gimana?? bawa aja gih.."
"gak ah, udah kamu pegang aja dulu, fit.."
"lho kok di aku?? kan punya kamu."
"udah gapapa, buat kamu pelanginya."


semua peristiwa itu sama saja dengan mimpi pertama, hanya saja, semalam bersambung dengan kisah yang tak kutau artinya apa


"kalau ini buat aku, pelangi kamu mana??"
"aku gak usah punya pelangi, kalau pelanginya ada dikamu.."


lalu kau pergi, berlari, dan tak berbalik dengan teriakanku memanggil namamu. berkali kali, berkali kali, hingga ku tak tau kenapa saat terbangun aku menangis, dan berteriak layaknya masa itu. .


sungguh tak ingin aku, jikaku hanya memiliki pelangi atas namamu, aku ingin dirimu, yang nyata, yang bukan dalam mimpi, dan hanya membuat harapan palsu.


kalau dapat kutukarkan pelangi itu denganmu lagi, maka saat ini aku lebih baik tidur dan minta padaNya agar memberiku mimpi yang sama, lalu akan kukejar dirimu, kupeluk dan kukembalikan pelangi itu, seperti tuhan mengembalikanmu dipelukku. . .




Jumat, 20 April 2012

dear you. . .

malam malaikatku. .



mungkin kau kini terlelap dengan seonggok kepayahanmu.
tapi aku terus berdoa demi kesembuhanmu.


ditengah upayamu tertidur pulas, jika aku bisa berdiri disamping ranjangmu. aku mungkin hanya mampu melihat dan tak berani menyentuh raga halusmu.
aku hanya mampu berlutut memandangi setiap detail garis wajah yang hingga kini terus terbingkai indah dipikiranku, kapan pun. . .
jika sakit itu dapat kau bagi, maka aku orang pertama yang bersedia meski kau pun tak tau.
bahkan aku bersedia meminta padaNya agar dia hilangkan sakit itu, dan membuatmu tersenyum hingga kau tak mampu menghentikannya. agar aku pun tenang, kala aku harus meninggalkanmu.


oh ya, kini hari itu tinggal menghitung jari sampai saatnya tiba untuk aku berpidato dan menguraikan kata terima kasih atas jerih payah ibu-dan bapak guru, serta kesetiaan teman-temanku selama tiga tahun ini.
mungkin jikaku bisa, aku akan mengutarakan segala keinginanku untuk kau lakukan selama ku tak bisa melihatmu lagi.
jaga dirimu. .
jaga akan sikapmu. .
jaga kesehatanmu. .
jangan hujan-hujanan, karena itu akan memacu flu.
jangan terlalu lelah karena itu akan memicu sakit tipusmu. .
jangan lupa latihan. . Dan lain-lain. tapi satu lagi,
jangan lupa akan kebahagianmu, berjanjilah karena hanya itu yang mampu membuatku setidaknya dapat melangkah meninggalkanmu. .


kabarmu pasang surut dalam kehidupanku, terkadang kau hadir layaknya dulu.
namun tak jarang kau buat hatiku miris memikirkan masa depan hubungan ini, yang mungkin lebih layak disebut 'teman' , namun ku tak sanggup jika hanya 'teman' yang terlontar begitu saja, karena ini berlebih. . .


saat DULU kau bilang rasa cintamu, semua kata-kata manismu terekam jelas dalam hidupku. hingga saat ini pun, itu yang membuatku semakin takut akan jalani hidup yang mau tak mau, suka tak suka, tapi aku PASTI akan pergi.
statusku yang pelajar, dan akan menjadi mahasiswa lah yang membuatku meninggalkan peradabanku disana, namun ku juga tak mau menyalahkan itu karena itu kodratku.


bicara kodrat, maka ada resiko, tapi haruskah kulewati resiko ini sendiri tanpa bantuanmu.
haruskah aku terpuruk, berhari-hari akan kedepresianku, lagi??? jangan karena aku tak sanggup. . .
hancurkan aku saat hari itu saja, maka aku pun akan pergi.
runtuhkan aku kala hari itu saja, maka aku akan hilang dalam hidupmu.
dan buat aku mengerti dimana posisiku dalam hidupmu. maka aku akan memulai hal yang baru.
tolong, kumohon, tolong aku dengan jawabanmu. hanya itu, hanya itu, dan hanya itu...


hidup dan matiku...

Jumat, 06 April 2012

dear you. . .

sekedar penghantar tidurmu, tapi mungkin ini hanya sebagai halauanmu saja. buang jika kau benci.

apapun yang ku lakukan hanya bukti bahwa aku tetap pada komitmenku, kau berubah maka aku pun begitu..
dan aku bahagia, jika kebahagian pun datang padamu.


kini aku bersiap pergi tak seberapa jauh darimu, tapi ketika benar nanti kau tak mampu melihatku, tetap jaga dirimu, jangan lakukan kebodohan yang tak mampu aku menolongmu, dan berjanjilah kau tetap tersenyum akan kehidupanmu.


dulu kubertanya kenapa kau sayang padaku, kau menjawab "gak tau" dan alasanmu tak menemukan jawaban itu karena kau tak mau ada alasan tuk kau menyayangiku, sadarlah aku teharu kau berkata begitu..
dan aku mulai memahami bahwa aku pun tak tak tau apa alasanku mencintaimu, dan tak berusaha ku cari itu karena aku takut kehilangannya, maka aku pun akan kehilanganmu.


tapi ternyata, tanpa alasan pun aku mencintaimu kini, tak mampu mempertahankan kau tuk pergi melangkah memunggungiku. bodohnya aku..
sakit memang membiarkan kau pergi tanpa kucegah.
namun lebih pedih lagi jika kau sengsara karena penghakiman yang kubuat sendiri.


cukup!! jangan buatku menangis lagi dipenghujung ketegaranku ini, pergilah semampu kau melangkah dengan senyuman dibibirmu, dan ingat aku dalam doamu, karena doaku terus menghantarkanmu, jangan menoleh sedikit pun kalau kau bahagia dengan langkahmu kini, dan coba genggam erat tangan siapa pun disebelahmu itu, dan bawa dia dalam cintamu yang sungguh tak beralasan karena kau takut kehilangannya, seperti aku dulu...

Kamis, 05 April 2012

dear you. . .

tadi aku berdiri menghadap bulan dan kurasa dia pun menangis melihatku kini.

terlantar dan tak berdaya, terkulai lemah hanya karena kepergianmu..
tapi bukan salahmu...
dari bintang bersinar hingga ia tertutup awan kelabu, aku masih memandangi jalan kosong yang biasa kau singgahi kala kau menungguku. lucu, tapi kini menyedihkan.
dulu kau begitu setia dengan paras ketampananmu, meski kesal telah lama menunggu tapi kau maklum.
lalu sore datang kau kembali mengantarku, hingga magrib berkumandang, kita masih tertawa ditempat itu.
terus begitu, begitu, namun kini tak lagi.


dulu kala hujan mengguyurku, dan seperti biasa akan darah yang turun dari hidungku, kau tergesah khawatir akan keadaanku. kini ketika hujan membasuh seluruh ragaku, begitu juga hidupku, ruang itu kosong seharian meski ada aku dengan seragam yang masih basah dan beberapa kerabatku, kau tak ada, namun salam agar aku memulih datang padaku dan.....jacket itu, tetap untukku. 


"kak, katanya **** pake ini biar gak kedinginan, terus cepet sembuh" 


pilu aku mendengarnya, percuma beribu kata pun yang sampai ditelingaku tapi bukan darimu, itu hanya akan membunuhku. lalu....


"makasih, tapi balikin aja, de. dia kan mau pulang, jangan sampe dia keujanan juga. bilang makasih"


dengan segenap kekuatanku aku berkata begitu, demi memikirkan hal yang terbaik bagimu. namun.....


"kak td aku liat dia dikelas udah gak ada. berarti ini sengaja ditinggalin buat kakak"


berarti dia rela terguyur hujan demi aku. tapi kenapa iya tak tampak?


pedih aku karena kumampu mencium aromamu dalam pelukanku.
karena benar sungguh tak mampu aku meraihmu.


keesokkannya, mungkin kau terkejut karena sudah kembali jacket itu padamu.
karena sungguh tak kuat aku berayal akan kebaikanmu.
entah sebagai apa, namun itu hanya menyeretku dalam harunya hidup.


sungguh, tolong jangan berkorban untukku, kalau itu hanya belas kasihanmu, dan tak mampu kau bahagia karenanya.....

dear dhif. . .

semakin malam semakin aku terhuyung akan kesunyian yang mungkin hanya kurasakan sendiri. semakin sunyi hingga sesak dada ini dibuatnya. semakin sakit membuatku pasrah akan keadaan. hingga mungkin hanya nama yang ada. jangan..



hingga malam dipenuhi bintang, hingga dia pun bergantikan sang fajar. aku masih terjaga meski raga terlalu lelah. bersiap sekan tegar, meski satu ucapnya pun dapat meruntuhkan semua. 
pertahanan berlanjut hingga bel kesekian. terus mengurung agar aku atau dia sama-sama tak terlihat. bersimpuh dalam doa sesudah dhuha membuatku rindu akan sosok yang pernah menjadi imam kala masa masih indah.


aku rindu akan gelagatnya.
aku rindu akan celoteh dan candaannya.
aku rindu akan perhatiannya.
dan aku selalu rindu akan senyumnya.


masih hafal aku akan aroma parfum sederhana yang ia kenakan.
masih terbayang sosoknya kala ia ada disampingku.
masih ada begitu banyak cerita akan mimpi-mimpi lucu yang sampai saat ini belum kuceritkan padanya.


terbuang waktu memang tidak, tapi terlalu hampa tanpa kehadirannya.
bahagia tentu tidak jikaku berhasil tak melihatnya hari ini, tapi lebih sedih sangat jikak melihat sosoknya yang begitu ceria tanpaku.


tertawalah selagi kau mampu, dik. mungkin hanya sebutan itu yang pantas untukmu saat ini.
karena tak selagi kau rasakan layaknya aku yang  mati rasa tanpa orang yang kusayang.
jangan, jangan kau tatap aku dengan nanar seperti itu.
karena meski aku berkelit, tapi masih punya aku nyali tuk mengatakan, bahwa "aku mampu.." 
mungkin...

dear dhif. . .

dhif. dengar aku. .

hari ini terlalu biasa, namun juga terlalu menyakitkan.
banyak orang disekelilingku memprotes akan perubahan yang terjadi sekarang ini.
begitu banyak konflik juga yang terjadi akan hujan yang kau turunkan tadi.
itu yang menyadarkanku, namun tak dapat  mengembalikanku.
mereka begitu peduli akan kondisi yang terlalu hancur ini, mereka bilang "kemana fitri yang dulu??"


dan kujawab dalam hati, "pergi.."


aku menginginkan tuk kembali, tak dipungkiri jika ku menginginkan dia juga tuk kembali, tapi...
mustahil!
aku ingin seperti dulu, banyak tawa, dan canda yang dibuat setiap harinya, meski sekarang pun tak begitu banyak juga yang hilang, namun kurasakan bukan aku yang ada dalam raga ini.
hanya seonggok nyawa seorang gadis yang trauma akan peninggalan-peninggalan yang dibuat oleh orang tersayang yang mungkin tak lagi menyayanginya.kasihan aku kala ku bercermin..


aku terus berusaha setiap harinya tergopoh dengan rasa ketakutan yang mendalam akan hadirnya.
aku terus berusaha tuk tak menangis, meski inginku menjerit ditelinganya.
aku terus berusaha setiap hari bersabar dan menangkal kala fikiran jahat tuk marah denganya. 
ada yang bilang dia melakukan ini karena dia belum mengerti akan bahasa yang kusampaikan. dia masih kecil!!
tapi dimana letak kebeliannya saat dulu dia bilang sayang, dan berkali-kali kukatakan bahwa semua ini terlalu beresiko.
kenapa disaat dulu semuanya masih terlihat muda, dan aku masih sangat tegar, begitu ingin dia dikatakan mampu menjalaninya.
tapi ketika aku sudah bergantung dan setengah mati menaruh perhatiaan padanya, dia seakan akan tak mengerti apa yang sedang ia jalankan??


katanya aku harus bersabar karena mungkin dia sedang berfikir.
lalu sampai kapan aku harus terus bersabar dan menunggu jawabnya??
sampai ku mati akan kedpresian ini??
terlalu cepat jika kubuat jenjang waktu dalam kurun waktu kurang dari 2 bulan ini. karena aku akan pergi. meninggalkan tempat kami dulu bertemu. yang mungkin tak disengaja, atau hanya musibah hingga berakhir pun terlalu tragis begini.


kuluapkan amarahku padamu malam ini, maaf...
karena setelah itu aku akan mencoba lebih jauh, dengan memutuskan segala bentuk komunikasi dengan siapapun selama beberapa hari ini. aku ingin tenang. . .


sampaikan salam sayangku untuk rekan-rekan hidupku, bahwa aku baik-baik saja.
serta sampaikan salam, dan segenap bentuk perhatianku yang tak terulis dan terucap ini melalui angin, untuk dia disana. agar selalu menjaga dirinya...


malam, dhif. . .

Rabu, 04 April 2012

dear You. . .

hari terus kulewati tanpa ada tujuan yang begitu pasti.
pelarian terus kujalani, tanda persiapan diri.
ketegaran tetap kupanjatkan setiap ku bersujud, tat kala pilu menyeret hati.
dan meski berkali-kali kuhindari, dia pun tetap disini, dihati. . .

ya Allah, kau maha mengetahui apa yang ada dihati ini.
kau mampu melihat, dan mendengar celoteh doa dalam benak ini.
aku tak akan bosan tuk terus berharap pertolonganmu akan kekuatanmu ini.
dan aku tak pernah luput meminta yang terbaik untukku, dan untuk orang yang kusayang dimana pun mereka berada, kecuali dia yang selalu ku tau, dia dihadapanku. .

tak kurang dari beberapa bulan lagi, aku akan pergi. belum menuju tempatmu berada memang, namun aku sudah cukup kalut menghadapinya.
ada rasa bahagia akan menanggalkan beban kesiswaan ini, namun ada rasa sedih juga, bahkan terlalu perih tuk diingatkan, entah karena kenangan, atau faktor lain. namun sudahlah, ini takdir. .

tak ada yang ingin kuubah dari takdir yang kauberi, tak ada yang ingin kuprotes akan semua ini. karena ku yakin bukan foto, video, bahkan almamater yang akan mengingatkanku, namu kenangan, dan cerita yang tak tertulis, dan tak terucaplah yang menjadi saksi akan masa-masa ini.

baru kurasa kemarin aku menginjakkan kaki, dan berkaca dipintu masuk sekolah dengan seragam putih abu-abu ini, namun sekarang, bayangan itu berubah menjadi kami yang lebih dewasa dan siap hidup mandiri.
teman, persahabatan, organisasi, bermain, pengalaman, cerita ini itu nanti akan terkemas dalam satu keping CD di otak ini.
air mata, tawa, senang, sedih, bahkan galau lengkap didalamnya.
rindu memang ingin kuulangi, namun perjalanan terlalu panjang tuk berhenti.
semoga ini tak berhenti hanya disini. karena akan kutunggu cerita cerita dari fitri yang lain. . .

itu sepintas kenangan dulu, tuhan. . .
karena sekarang kembali pada esok yang akan kulewati.
tak lupa aku Ya Allah, berharap untuk esok dan seterusnya tuk tetap genggam aku dalam ketegaranmu.
ketegaran akan dunia perubahanku kini, aku tau bosan kau jikaku pinta ini sekali lagi.
namun  hanya ini yang bisa kuraih, selain pertolongan nyata akan pelukan mereka yang hangat

tegarkan aku kala kaki ini melangkah dan berusaha memberi jarak padanya.
tegarkan aku kala raga ini berdiri dihadapannya.
tegarkan aku kala mata ini dan upayakan tak menangis saat menatapnya.
tegarkan hati ini kala aku harus berkata "tak apa" saat da bertanya "kenapa?"
serta tegarkan niat ini untuk tetap berada dalam komitmen bahwa aku bahagia, jika kebahagian datang pula padanya. . 

itu doakku, yang kini mungkin sudah kau hafal jika setiap aku meminta.
kabulkan Ya Allah. dan semoga pun dia disana merasakan akan doa yang datang padanya. . .

Senin, 02 April 2012

dear you. . .

hi. .
konyol bukan bahwa aku hanya sempat berkata hai, padahal selama dua jam disiang hari ini, kau disampingku. tepat disampingku. hanya beberapa mili kau jauh dariku. aneh.
aku diam tapi kurasakan
setiap gerakmu,
setiap tutur katamu
setiap tatapanmu 
setiap tawamu,
bahkan nafasmu, dan jantungmu pun berdesir digendang telingaku, tapi aku tertunduk.
berminggu-minggu kurasakan kehampaan tanpa hadirmu, sekali kau hadir, tapi tak tersentuh.
kurindukan waktu kita bersama, sekali kau tampak namun serasa begitu. . .  jauh.

ingin kupeluk kau tanda kurindu, inginku tertawa bersamamu layaknya dulu, inginku hidup terus disismu layaknya saat itu dengan binar kebahagian
ingin kukatakan saat itu, namun tak banyak ketegaran yang kupunya tuk menatapmu.
luluh jikaku tatap mata itu, seakan kurindu kau yang dulu. .**** kecilku

mereka tertawa, membicarakan seribu gelagat tentang kita, tapi mereka tak tau, apa yang terjadi didalam hati kita.
mereka menerka, bahwa semua baik-baik saja, walau hati ternyata pilu.
saat itu aku berharap tuhan menyabut nyawaku, ketimbang aku harus ada disisimu tapi tak dihatimu.
apa jangan-jangan kau seakan lupa bahwa ini aku?? tak kenalkah?? 

andai kau tau bagaimana kondisiku saat ini. mungkin kata 'kasihan' mu itu baru berguna untukku.

kau pergi dan membawa segalanya, hingga senyumku tinggal membekas.
kau seakan mudah meninggalkan segalanya, tapi hanya kesedihan, dan ketidak pastian.
lihat aku, aku bagai seonggok mawar layu yang tak bernilai.
kini semua orang tau bahwa betapa lemahnya aku dihadapan orang yang mencomooh beratas namakan dirimu. kubela kau. tapi kau acuh.

kuberupaya sabar dan tetap memilihmu, hingga mati atas keterpurukan ini, kuberharap masih mampu tuk melihatmu tersenyum. . .