Senin, 02 April 2012

dear you. . .

hi. .
konyol bukan bahwa aku hanya sempat berkata hai, padahal selama dua jam disiang hari ini, kau disampingku. tepat disampingku. hanya beberapa mili kau jauh dariku. aneh.
aku diam tapi kurasakan
setiap gerakmu,
setiap tutur katamu
setiap tatapanmu 
setiap tawamu,
bahkan nafasmu, dan jantungmu pun berdesir digendang telingaku, tapi aku tertunduk.
berminggu-minggu kurasakan kehampaan tanpa hadirmu, sekali kau hadir, tapi tak tersentuh.
kurindukan waktu kita bersama, sekali kau tampak namun serasa begitu. . .  jauh.

ingin kupeluk kau tanda kurindu, inginku tertawa bersamamu layaknya dulu, inginku hidup terus disismu layaknya saat itu dengan binar kebahagian
ingin kukatakan saat itu, namun tak banyak ketegaran yang kupunya tuk menatapmu.
luluh jikaku tatap mata itu, seakan kurindu kau yang dulu. .**** kecilku

mereka tertawa, membicarakan seribu gelagat tentang kita, tapi mereka tak tau, apa yang terjadi didalam hati kita.
mereka menerka, bahwa semua baik-baik saja, walau hati ternyata pilu.
saat itu aku berharap tuhan menyabut nyawaku, ketimbang aku harus ada disisimu tapi tak dihatimu.
apa jangan-jangan kau seakan lupa bahwa ini aku?? tak kenalkah?? 

andai kau tau bagaimana kondisiku saat ini. mungkin kata 'kasihan' mu itu baru berguna untukku.

kau pergi dan membawa segalanya, hingga senyumku tinggal membekas.
kau seakan mudah meninggalkan segalanya, tapi hanya kesedihan, dan ketidak pastian.
lihat aku, aku bagai seonggok mawar layu yang tak bernilai.
kini semua orang tau bahwa betapa lemahnya aku dihadapan orang yang mencomooh beratas namakan dirimu. kubela kau. tapi kau acuh.

kuberupaya sabar dan tetap memilihmu, hingga mati atas keterpurukan ini, kuberharap masih mampu tuk melihatmu tersenyum. . .  

dear my angel. . .

esok.


kau akan melihatnya lagi.
perubahan itu kembali.
kini sulit untuk pulih.


jangan paksa aku untuk tak menangis, karena sekeras apapun aku berjuang tak menitihkannya. namun terasa mencekam disana. 
aku ingin lari jikaku mampu, tapi jalan ujung dunia pun tak akan sanggup untuk kutempuh, malah mati aku ditengahnya. bantu aku.
aku ingin berteriak jikaku bisa, tapi suaraku pun terisak dibuatnya. tolong aku.


mereka, atau pun dia, atau siapapun yang menyakitiku disana, bukan perkaranya, tapi caranya mereka yang menghempaskanku. itu yang menyakitkan.


aku hanya perlu membayar janji, setelah itu aku akan pergi. pergi meninggalkan duka, dan mencoba berkembang ditempat lain.


esok.
hari selasa kan??
dimana biasanya kita melewati hari dengan suka cita, namun tak jarang pula melewatinya dengan kedpresian. itu aku, siap melewati hari indahku, dengan keterpurakanku, lagi. . .


lagi-lagi, harus kukorbankan hari berkesanku hanya tuk berlari menghindari, tat kala biasanya, aku setia menunggunya hingga petang hampir tiba dengan senyumnya, kini **** ku pergi. . .
benar-benar, dan tak kembali..


temui aku, gantikan sedihku dengan pelukan kalian, malaikatku, adikku. .
gantikan bulir tangisku dengan kebahagian, meski itu sulit.
kita lihat esok. .

dear dhif. . .

aku terhenyak dhif.
tapi aku percaya.
aku benci dhif, tapi selalu sayang.
aku tegar tapi tak bisa, 
aku jatuh . . .