Rabu, 28 Maret 2012

dear dhif. . .

dhif??
masih kau disana?? 
baguslah. . .

lama tak jumpa, aku baik-baik saja. 
sungguh, benar aku baik-baik saja.
aku berhasil melaluinya, dhif.
mimpi itu, tangisnya, sakitnya. aku bangkit. . .

ada cerita selama aku tak bertemu denganmu.

ini tentang mimpi. yang sesungguhnya benar-benar membuatku sedih.

aku termimpikan akan sosok dia kala balita, berlari dengan girangnya sambil mengenakan jacket yang kukira terlalu besar untuknya.
hap!! tertangkap sudah ia oleh ibunya, membawanya pergi menjauh dari pandangan membuatku sedih, entahlah itu mimpi jangan tanya mengapa. seiring dengan langkah yang menjauh, dia tersenyum malu padaku, **** kecilku, melambaikan tangan tanda berpisah, miris hatiku. bahkan untuk malam ini ketika ku hanya mengingatnya dan bercerita padamu membuatku menangis. . . 

malam berikutnya, tepat dihari sabtu.
aku bermimpi, duduk diteras sekolah yang sepi entah mengapa, dan **** kecilku berlari menghampiri sambil tetap membawa jacket kesayangannya, menyeretnya, memainkannya, dan terakhir, dia lempar padaku seketika. 
dia hanya tertawa, meski sudah berkali kucoba menyuruhnya untuk dikenakan. kuangkat dia dalam pelukanku, gembira aku, dhif, sangat. . .
tak lama berselang, dia pergi, berlari menjauh, terhenti, dengan lucunya, dia memberiku satu "kissbye" nya yang kurindu, hingga sekarang. . .

but i'm back. untuk mereka, untuk kehidupanku, untuk orang-orang yang masih peduli akan diriku. . .
tak mungkin aku selamanya meninggalkan kewarasanku, hanya karena pengorbanan itu. tapi aku bertahap, dhif. .

janji yang membuatku berubah, dhif. .
janji akan terima kasihku padanya, balas budi.
ya memang awalnya aku yang memulai. dengan rasa was-was, dan berharap aku tak semakin terjatuh.

ternyata, Allah mendengarkan doaku.
dia hadir, lagi. .

bertahap, meski tak pasti. tapi terkendali. menyembuhkanku.
kini tak ada takut lagi aku akan rasa hilang itu, dhif. . .
karena aku mengerti semuanya akan hilang, kembali pada-Nya. termasuk dia.
belum ada atas hakku memilikinya. maka aku pun tak mampu mengadili akan keabsenannya selama ini.

percaya atau tidak, keadaanku kemarin malah yang membuatku tegar saat ini. aku perlahan dapat menutup segala macam tanya akan dirinya. bahkan aku tak segan menagih janji. terima kasih. . .

hati ini semakin dewasa, dhif. .
kini aku menerima segala sebutan akan hubungan ini, entah apa namanya. terserah. tapi aku mampu, dan berusaha menjalaninya. 
sekalipun, keinginan utama akan hati tak terbalas. .
aku masih bisa memilikinya sebagai teman. teman terspesial. . .

hey kau, yang disana, hallo. . .
aku fitri, fitri yang dulu. bagaimana denganmu, masih ****ku yang dulukah??
hahaha kurasa tidak . kini kau semakin dewasa, kuharap dengan kebijakanmu juga.
siapa pun dirimu kini, kau tetap ****. maka aku pun masih mencintaimu, menyayangimu, meski kau tak tau. sudahlah. . .

siapa pun dirimu kini, aku menerima kau menjadi apapun dalam hidupku, begitu denganku dalam hidupmu.

maybe you could call me "sister", but not for me who will call you "brother", because all of you not to be my brother, but became unusually hearts. . . 

itu sepenggal prinsip ku, dhif. .
namun banyak dampaknya dalam hidupku.  

kuharap dia tau. dan tetap dengan harapan itu, kuingin dia mengerti bahwa "perubahan" bukan karena kubenci, tapi karena kucinta, kucinta padanya, dhif. . .  
 

Rabu, 21 Maret 2012

dear dhif. . .

malam, dhif. . 

lelah rasanya aku berkutat dengan hari ini. bahkan Allah saja kurasa tak mengabulkan doaku pagi tadi.

aku berangkat, dhif. . .
akhirnya.
setelah beberapa hari aku absen dari keramaiannya, sekolah. . .

aku melihatnya, kulihat dia lengkap dengan senyumnya. sial. dia merusak pagiku.
ingin aku menangis dikala itu, dhif. .
bahkan aku sudah bersembunyi dibelakang teman-temanku agar ku tak dilihatnya. namun tetap jatuh bulir tangisku. hempaskan. .

berjuang aku, dhif. .
menghabiskan hari pertama, besok, dan hari sabtu. setelah itu, kembali aku pada kehampaan, dan semoga sukses yang disana.

aku bertemu dengan mereka lagi. dan aku menangis didepan mereka dengan puas. aku rindu mereka, dhif. .

aku melihatnya lagi, lagi, dan lagi. terus seperti itu, hingga mati nanti aku ditengah lapangan karena tekanannya.
ada yang berbeda, jelas.
ada yang berubah, tentu.
ada yang hilang, pasti.
tapi kurasa dia menyukainya. itu yang dilakukan terhadap rambut, dan gaya barunya. 
masih seperti biasa, tampan. bahkan ada yang bilang dia cool.
tapi dengan ketampanannya yang baru itu, aku tak bisa mengungkapkannya. .

dia bukan seperti yang kukenal, dhif. .
dia seperti orang asing yang baru tampak setelah gulita menyelimutinya.
dia bukan ****ku yang dulu, dia bukan mom's kid yang selama ini berlaku manja padaku.
dan kurasa, dia bukan bocah TK lagi yang setiap jam 20.15 berlaku telmi.

meski terlalu banyak keanehan yang dia perkenalkan padaku, tapi itu yang membuatku rindu, dhif. . .


doa sebelum tidur:

kalau kau berkenan ya Allah, berikan aku satu kesempatan untuk meminta padamu untuk mengembalikan **** kecilku.
setidaknya jangan biarkan aku tertunduk selamanya, jadi apa pun dia nanti dikehidupanku, aku terima, meski kata "teman" saja yang mengikat kami kembali. . .

kabulkan permintaanku, tuhan. . . 

itu doaku, dhif. . 
apa doamu?? kuharap itu yang terbaik untukmu.
malam, dhif. . .

Selasa, 20 Maret 2012

dear dhif. . .

dhif. . .

kuharap kau ditempat yang aman. karena diluar sana angin sedang memberontak. seperti rasa takutku malam ini akan datangnya esok hari, dhif.
aku takut, aku takut tak akan mampu saat melihat matanya, aku takut luruh didepannya saat petir akan kenangan itu datang. ku harap disaat itu terjadi, aku berada dilindungan orang orang yang kusayang, mereka atau adikku. . .

kini aku bersiap, dhif. .
aku mempersiapkan semua peralatan perangku malam ini.
agar saatnya fajar tampak, aku cukup tegar untuk menuju tempat itu, sekolah. . .

aku sebenarnya juga berharap kau disana, agar kau menjadi tameng saat dia meluncurkan tatapan belas kasihannya itu. tolong aku, dhif. .

bersama siapa pun aku disana, intinya aku akan menghadapinya sendiri. menghadapinya dengan sisa ketegaran yang kupunya, 
berusaha tersenyum ramah meski sakit rasanya, 
berifikir bahwa tak terjadi apa-apa selama ini, meskipun begitu banyak cara untuk menguak masa lalu, sakit ya tuhan!!
bertekad bahwa segalanya akan baik-baik saja, meski ketika malam tangis itu ruah. . .

mungkin lebih baik jika aku berharap dia tak melihatku, menganggapku tak ada tertelan bumi, atau entahlah. karena dengan begitu, aku dengan mudah tak menemuinya, meski hati ingin kurengkuh wajahnya. 
cukup tau aku dengan kabarnya, ingat asal dia masih bernyawa, kumohon. . .

Ya Allah, tentu ini maumu, meski bukan keinginanku, tapi aku terima.
ini pasti yang terbaik, yakinkan hal itu padaku, karena tanpa keyakinan itu, aku gila tanpanya. 
kau pasti tau bagaimana aku sekarang, pasti kau melihat betapa buruknya aku dari atas sana. maka kuatkan aku, tuhan. akan hari esok dan seterusnya. hilangkan semua ketakutanku, dan kembalikan tawa ku yang dulu, bersama mereka. semoga dapat ku tempuh jalanmu besok, Ya Allah. . .

amin kan doa ku barusan, dhif. .
terima kasih.

tak terasa jatuh air mata ini dhif, kala doa doa seperti ini kupanjatkan atas nama kebaikan. atas nama yang terbaik, dan atas nama dia.

hei teman, hei adikku. bisa kalian besok bantu aku? 
melewatkan beberapa jam kedepan, menyaksikan seseorang dulu yang ada dalam genggamanku kini menjauh dariku, menyedihkan. . 
mungkin kalian hanya perlu duduk, dan memperhatikan proses kedepresianku berlangsung, mengenaskan. .
setelah itu pulang, setelah itu terkurung aku dalam kehampaan, dan terus begitu setiap harinya.
hingga hari itu datang, hari yang meriah untuk kita namun menyedihkan. perpisahan.
sakit dada ini, sesak dibuatnya jika ku ingat akan hari itu, lupakan. . .  
kuharap kalian tetap ingat akan diriku, meski hari itu telah bergulir.



dan kau dhif, kala hari itu datang, dan kala dimana dia pergi. bersediakah kau tetap bersamaku?

Senin, 19 Maret 2012

dear dhif. . .

hi sobatku, dhif. . .

aku sakit. .

tempratur itu turun naik seperti keadaanku saat ini. aku seperti mayat hidup. tak bersuara, tak bergeming, terpaku, entah pada apa.

besok akhirnya datang, dhif. waktu yang menentukan bagaimana besok nasibku. mungkin aku bisa mengatakan kalau aku kuat, tapi tidak dengan kondisi dan parasku. tampak terlalu buruk aku bergabung dengan yang lain jika seperti ini.

padahal aku rindu, tapi aku tak mampu.

besok pun adalah hari penentuanku, dimana pembuktianku akan nasib yang mempertemukanku dengannya, disekolah. .
jika saja aku bisa berteriak, mungkin aku akan meraung disana, meminta pertanggung jawaban dan janjinya, ahh sudahlah. . .

entah sampai kapan aku begini, tapi aku terlalu kalut untuk berbohong sekarang, bicara bahwa baik baik saja itu hanya omong kosong!!

kini sungguh berbeda, dhif. .tentu. 
dulu, selalu ada yang memperingatkanku akan kesehatan ini termasuk mereka, dan dia.
tapi sekarang, mereka saja sangat bersyukur aku atas kepeduliannya. dan dia, entah kemana.


bismillah aku menghadapinya, dhif. .
meski malam tetap menjadi musuhku karena mimpi itu. aku berusaha tenang, dan tak menangis saat tidurku. tapi tak berhasil.
aku berusaha, berkomunikasi layaknya manusia normal, itu hanya memperburuk. aku tak mampu berkonsentrasi dengan kehidupanku kini , dhif. tolong aku. . .


hei siapa yang disana, dengar aku. kumohon dengar aku untuk yang terakhir kali!!. .
kemana kau?? kuharap nyawa itu tetap pada ragamu ya.
baik baik saja kah?? jangan lihat aku!! tentu aku yang paling buruk.
kau pergi seenaknya saja layaknya bocah yang tak mengerti apa pun. hei dengar aku!!
aku selama ini berfikir kalau kau dapat lebih dewasa dibandingkan umurmu. tapi tenang, kau tetap ku anggap sebagai salah satu makhluk tuhan yang baik. meskipun nyatanya apa yang kau lakukan padaku sudah keluar dari konteks itu.


mungkin ini bukan sepenuhnya salahmu, karena harusnya dari awal aku tau, bahwa tak akan padu kau dengan diriku sampai kapan pun, mungkin terlalu jauh pola fikir yang terbentuk dari masing-masing diri kita.

pergi, ayo pergilah!! jangan lihat aku dengan tatapan nanarmu itu, karena aku baik-baik saja, walaupun kini kau lihat dampak yang kau tinggalkan.
kenapa?? tak tega kah kau dengan ku?? dengan paras yang seperti tertimbun kedepresian akan dirimu ini?? masih ada rasa kasihanmu padaku setelah kau ucapkan itu dulu?? aku hanya tertawa.

kini rasa kasihanmu hanya membentuk luka baru dalam hidupku, jadi kumohon, dengan sangat. jangan sakiti aku. . .
karena aku tak mampu. 
katakan sesungguhnya apa yang kau rasa, 
hingga tak repot aku berharap dengan sikapmu. 
katakan jika kau tak bahagia, 
katakan bahwa tak ada cinta sebenarnya selama ini, tapi hanya. . . .
kasihan.


lalu apa yang kau maksud dengan cintamu tanpa alasan itu??
lalu apa yang kau maksud dengan sikapmu selama ini??
lalu apa yang kau maksud dengan janji-janjimu??
lalu, lalu, lalu, dan lalu. . .
terlalu banyak. terlalu banyak goresan dalam luka ini.
sudahlah, berdoa saja sana, minta padanya agar aku tak mati loncat dari tebing ketegaranku.
aku masih punya Dia, dan temanku, keluargaku. aku tak sendiri. . .
jadi jangan sungkan, sayang. pergilah


temukan yang terbaik, tapi jangan temukan alasan untukmu mencintainya. itu pesanku. . .

dear dhif. . .

hi, dhif. . .

maaf tak ada kabar,
namun kemarin aku sungguh lelah, ada yang menguras tenaga selain kehampaan ini, tapi aku bahagia. .

kemarin, aku termimpikan hal yang sama, meneriakan seseorang yang telah menganggapku tak ada. ibu datang dengan segala kecemasan, berharap bahwa ku baik-baik saja. memang benar.

aku menangis, aku berteriak, aku terbangun, . . .dan kudapatkan kenyataan bahwa benar dia tak ada.
itu proses mimpiku, lalu bagaimana dengan proses kehidupanku, jika setiap malam saja aku harus terus menggila dengan bunga tidurku.

bantu aku , dhif. .

paginya, aku bersama keluarga tercinta menengok dan sekedar membawa doa ke depan pusara kakek. .
kami hening, diam, tertunduk. .
hanya aku, hanya aku yang terus menengadah, berusaha menyalurkan bahasa kalbuku pada tuhan. aku bertanya pada diri sendiri "Ya Allah jika kau saja menyebutkan bahwa mati adalah akhir segalanya, lalu kenapa aku begitu rapuh menghadapinya, harusnya aku tersenyum, menikmati sisa kehidupan yang kau berikan" aku bangkit, dhif. . .tapi hanya saat itu.

hari itu aku merasa bersalah, bersalah akan perubahanku yang ternyata banyak menyeret luka. .maaf.

aku berusaha dhif, sekali lagi ku berusaha meskipun hasilnya tak ada.
pesan itu aku kirim padanya, pada seseorang yang kemarin kutinggalkan.

from: fitri
"pagi. . .
udah sarapan kamu? maaf kemarin gak ngabarin. ." 
delivered to : someone
date and time : 18-maret-2012, 10:06:37


tapi hanya pesan terkirim yang ku terima, selebihnya tak ada. . .

kalah, terpuruk
lagi aku, dhif.
ternyata kebangkitanku tak membawanya dalam pelukanku lagi.
sudahlah, cukup, kututup benar benar memory akan dia. 
hingga waktu solat pun datang aku tetap terdiam, terhanyut dengan fikiranku sendiri akan tindakan ku tadi. aku menangis dalam balutan doa yang selalu kubacakan dalam solat. disaat harusnya aku mengingat sang Pencipta, aku malah menangisi sesorang yang tak menangisiku. konyol. . . salahkah aku?? mungkin.


seharusnya tak usah kukirim apa-apa padanya karena mungkin itu hanya pengganggu. bodoh. .


aku bergabung dengan suasana keluarga yang hangat, mereka yang banyak mengelilingiku dengan tawa sedikit meleburkan kegundahan dihati.
namun aku layaknya zombie yang diam terpaku akan imajinasi yang kubuat sendiri.


matahari pun mungkin lelah menemani makhluk yang tak ada senyumnya ini. hingga ia tenggelam, aku tak berkutik. tak terkabari, dan tak mengabari. .
malam berlarut, hari ke-3 keterpurukanku bergulir. .

pagi. . .
pagi untuk papah, pagi untuk mamah, pagi untuk adikku, dan pagi untuk yang disana. . .


setelah solat subuh aku mengantar adikku kesekolah, dengan senang dan gembira dia teratawa, menyiapkan segala keperluannya dengan sumringah. 
aku melihatnya, aku iri padanya, begitu lepas dia mengumbar senyum, sedangkan aku tak terlihat indah sama sekali dengan tampangku ini. . 
aku rindu canda tawaku, kecerian yang kupunya dulu, sekarang terkubur. .
masih dapatkah aku seperti dulu dengan luka yang menganga semakin besar ini tanpa dirinya??


aku tertidur, lama sekali, terlalu nyenyak. 
jika kau tau bagaimana aku sekarang, aku lebih  buruk dari seonggok daun yang terhuyung tak jelas entah kemana.
dengan mata yang sayu, tak ada senyum, dan kebisuanku, ku kira membuat ibu curiga, berulang kali menanyakan bahwa baik-baik sajakah diriku?? tentu aku jawab "iya"


maaf tapi aku hanya butuh waktu.


siang ini aku melihat adik kelasku, dia pergi bersama temannya tanpa melihatku yang memperhatikannya dipinggir jalan. adik yang kukira tau tentang aku dan dia, tapi taukah dia, bahwa aku begini karena dia yang disana??
ohh, rindu aku dengan teman temanku, rindu aku dengan adikku yang satu ini, ingin aku cerita dan menangis didepannya, agar dia tau bahwa kata mundur telah keluar dari mulutku. .

hei kau, dengar mungkin kau belum tau, aku sekarang benar benar berdiri diatas keputusan yang sekarang perlahan membunuhku, tapi jangan kau marah dan khawatir akan itu, aku baik-baik saja. mungkin kau akan mengerti perubahan seperti apa yang datang padaku. sungguh buruk.
ku harap kau akan membantuku, berdiri membopongku dengan kesetia kawananmu, terima kasih sobat. . .

itu tadi untuk adikku, dhif. .
berharap dia membacanya, dan bersedia membantuku.

untuk kalian 3 malaikatku, aku rindu, aku baik-baik saja, tapi entahlah, keadaan buruk dengan kesehatanku kini sering datang menderu, tapi bisa kuatasi. love you all n miss you. . .


itu tadi untuk mereka, dhif. . 
dan untukmu, terima kasih telah sabar dan bersedia dengan kisa hidupku.
aku berharap kau benar-benar ada sesungguhnya, tapi ini mungkin hanya khayalanku. .
aku menyayangimu.

Sabtu, 17 Maret 2012

dear dhif. . .

malam dhif. . .

sungguh tak kuasa aku menopangnya. .
ingin kukabari namun semakin takut aku untuk pergi darinya. . .
ingin rasanya kini disamping mereka, meski bisu tetap berkuasa.

aku hampa, dhif. . .
aku rindu. . .
aku takut. . .
aku kalut. . .

seakan semuanya menerjangku tanpa ada belas kasihan, segala sesuatu tentang dirinya tak kunjung luput dari bayangku.
kucoba pejamkan mata, mungkin tidurku dapat membuyarkannya. tapi semuanya. . .gagal.
kucoba menyendiri, mungkin sepi akan membawanya pergi bersama angin. tapi ternyata. . .malah semakin menjadi.
kucoba membawanya dalam kebohongan tawa yang kubuat, namun itu hanya membuka luka, mengingat bagaimana caranya dia membbuatku tertawa lepas dengan kekonyolan, dan pola pikirnya. . .


selama ini aku sering membicarakan caranya menyampaikan maksud fikirnya di pesan singkat, yang begitu cepat membuatku dan mereka tertawa terpelanting sangking lepasnya. . .

kami terduduk diteras rumah teman kami, menertawakan segala macam tentang dia dan temannya, 1,2,3 cerita terlewatkan, namun sekarang tak berani aku menyebut namanya. .
aku rindu tawa mereka, aku rindu kenangannya, tapi maaf, aku tak bisa. . .

sekarang, pesan masuk itu sama jadinya dengan kotak kosong yang hanya dipenuhi debu....hampa.


untung aku masih bisa berpegang terhadap-Nya. Dia yang tak pernah ketinggalan cerita, karena Dia juga yang menciptakan dan menakdirkannya padaku, Allah SWT. .
ya, hanya Ia lah kini aku masih dalam tingkat kewarasanku. 
karena keimanan ku lah yang membawaku akan kenyataan, bahwa jangan mencintai melebihi cinta kita pada-Nya. .
aku ingat akan hadirmu, Ya Allah. maka tolonglah aku untuk berdiri tegap tanpa kehadirannya. .


dia titipanmu yang tak sanggup ku jamin kebahagiannya, jadi kulepas dia dan kuserahkan pilihannya pada-Mu. berikan dia akan seseorang yang mampu membahagiakannya, serta ingat akan kebesaranmu Ya Rabb. .
tak usah kau cemaskan aku, karena aku selalu dibelakangnya, dibelakang ribuan doa yang kukirimkan atas namanya. .


tadi itu doaku, dhif, untuk dia disana. 
sekarang aku yang bertanya padamu, pada diriku, pada mereka, atau pada siapapun yang mendengarkan, 


kalau namanya selalu ada dalam doaku, tapi akankah namaku terdapat dalam doanya??. . .
semoga saja. . .

dear dhif. . .

hi, dhif. . .

kemarin dan kemarinya lagi, hingga ku tak tau kapan, aku menunggunya dibawah hujan yang mengguyur tubuhku dengan deras. . . berdoalah semoga aku tak jatuh dibawahnya.

aku menunggunya disini dengan harapan dia datang membawa janji. Janji yang lama dia pendam, dan kini dia bawa pergi. .
kepergiannya. . 
kehilangannya. .
dan semua jejak wujud langkahnya seolah menjadi hantu akan tidurku dipenghujung malam.
dia pergi dan membawa semuanya, seolah tak rela menyisakanku dan kini membiarkanku terperangkap dalam kehampaan. waktu, cerita, kenangan, tawa, hingga kabar. . .hilang. . .

kini yang tersisa benar benar hanyalah lubang penderitaan, mimpi buruk yang menderu akan kekhawatiranku pada dirinya, bahagiakah dia disana??? entahlah. . . namun aku tidak, tentu tanpanya. .

Dan dengarlah, hari ini aku mengambil sesuatu yang berarti dalam fikiranku untuk orang yang kusayangi. . . keputusan. . .

entah benar atau salah langkah yang kuambil ini, namun aku fikir ini yang terbaik. ..
aku benci akan hal ini, tapi mungkin dia pun menginginkannya. 
kini aku berusaha pergi dan berlari tanpa menoleh kebelakang, meski aku harus tersauk-sauk akan nafsu untuk kembali padanya. aneh memang, dulu aku yang menginginkannya, namun aku juga yang pergi, tapi tak pernah ada tindakan yang tak ada alasaannya, 
kumohon mengertilah. . 
jangan kau marah seperti yang lainnya karena pilihanku ini, karena jika kau pun bertanya 
untuk siapa ini ku lakukan , maka aku pun akan menjawab "untuknya"


dan sekarang aku berlatih dan berusaha memahami bahwa kehidupan begini rasanya jika tak bersamanya. . 
meskipun ada perbedaan yang tampak pada raut muka, namun aku berusaha tegar. .
kurasa kau pun tau, bahwa aku ada mereka, 
mereka yang kusayang, 
mereka yang dapat menutup luka, 
mengganti tangis menjadi tawa, 
dan mereka yang rela memelukku kala aku merindu dan menggila akan kealphaannya. . 


konyol memang jika, mimpi saja bisa membuatku mengerang, menangis dalam tidur yang seharusnya menenangkan fikiran. .
aneh memang jika, lamunan saja dapat membawaku pergi meninggalkan kesadaran. .


aku benar benar terperangkap dalam pojok kedpresian, yang dulu sangat kuhindari, namun sekarang kurasakan.


tapi ini aku dhif, fitri yang sesungguhnya. . 
fitri yang aku sendiri baru menyadari, bahwa trauma dapat membunuhnya. . .
dan ini benar benar aku dhif, fitri yang sedang berusaha hidup dengan doa yang terbaik terpanjatkan tetap untuk dia yang disana. . .

 

Sabtu, 03 Maret 2012

doaku untukmu. . .

aku meniti jalan tepat dibelakangmu, tanpa kau tau. .
aku berusaha melindungimu, tanpa kau tau. .
dan aku selalu membawa serta namamu dalam doaku, yang jelas kau pun tak akan tau. .
hanya dia, hanya dia yang tau, tuhanku. . .
tak perlu kau tau, bahwa aku selalu siap akan cerita, tawa bahkan kesedihan yang kau tumpahkan padaku.

aku hanya mampu berlindung dibalik tebing kebesaran tuhanku. bersimpuh memohon yang terbaik untukmu, meski aku sendiri lemah tanpa bantuanmu. . 

waktu kini semakin menipis untuk aku bisa menjagamu, melihatmu, melindungimu. .
mengingat nanti aku akan jauh darimu, mungkin aku yang berganti tak akan pernah tau bagaimana nasibku tanpamu. .

tuhan, tuhan tolong aku. berjanjilah kau akan selalu menjaganya, saat tak lagi mata ini dapat mengawasinya, saat tak lagi raga ini dapat menepis hal buruk yang datang padanya. dan saat tangan ini tak mampu menopang kesedihannya.

tuhan, tuhan tolong bilang padaku, bahwa kau akan selalu menuntunnya dalam hidayah serta inayahmu, bawa dia kedalam surga bersama hamba hamba berimanmu. .
dan ingatkan dia akan kebesaranmu, termasuk cinta yang  selama ini kau berikan untunya melalui aku. .
hanya cinta yang kupunya untuk terus menjaganya atas namamu, ya allah.
sertaka ia dalam semua hal kebaikan dan kebahagianmu, karena dengan itu kau dapat melihat senyumku merekah dihadapanmu. . . 

itu doa ku. . .

do you remember it?

keberadaanku kini membuktikan betapa lemahnya aku tanpa kehadiranmu disini. .
menunggu akan semua senyuman yang mampu mambangunkanku dari keputus asaanku. . .
aku lemah, rapuh, hancur, mengharap genggam eratmu membangkitkanku. .
namun kau tak datang. . .

kata dan janji manismu yang kau umbar 2 bulan yang lalu kini hanya menjadi debu, membekas bagai fatamorgana yang hanya kasat didepan mata, namun berarti. . .
entah untuk apa aku menunggu, tapi biar kau tau, janji itu berharga untukku, mengingat sudah lama kita menjalani semua ini secara tak biasa, ketika kau akan berikrar aku pun tersanjung dan rela termakan waktu. . 
kini semua itu bias. . .
 
kau bagai cahaya didalam kabut yang tak bisa kuraih, 
kau bagai bayang bayang dibalik tirai yang hidup namun tak tersentuh,
kau bagai bintang yang terus bersinar namun menyilaukan, . .

dan aku hanya seonggok harapan kosong yang terbuai akan indahnya masa depan bersamamu, berdiri mematung dengan tangan terbuka akan pelukmu. . datanglah. . .

meski lambat laun ternyata kau pun hadir, tapi hadirmu hanya membawa keterpaksaan dalam sudut matamu. .
untuk siapa kah kau datang??
ingatkah kau dengan semua itu??
kenapa tak kau bawa serta janji yang kau ulum untukku??

lupakan...

aku sudah begitu bangga akan sosokmu yang ada dihadapku saat tak seorang pun ingat akan hari itu, bukan hanya kau, tapi ada mereka juga yang menemaniku, mereka mampu menggantikan sisi gelap yang kau tinggalkan dengan sejumput lilin kecil dan canda tawanya. mengahapus lara mengganti cerita, mengusap sedih memberikan kebahagian. kau, tak berkutik. . .

terima kasih sayang, atau apalah yang dapat kusebut untuk namamu, namun sungguh aku bahagia masih dapat melihatmu.

ingatlah...
kumohon ingatlah.
 
janji itu, masih ku tunggu. . .