Rabu, 23 Mei 2012

fragile step. . .

2 hari berselang setelah hujan membawa kebahagian yang telah terjalin lama. Lenyap..
hiburan yang direncanakan sedikit demi sedikit mengubur jasad yang terbunuh karena kesedihan.
kebahagian menjadi kedok selama perjalanan, meski sunyi kelelahan kadang menyayat membuka luka. bertahan..

waktu berjalan..
siang, sore, malam, terlewati dengan berkali-kali cahaya potret menyilaukan kenyataan.
membingkai sejumlah senyum beralaskan pilu..

pagi keesokannya begitu enggan kusapa setelah semalam hati dirunduk gelisah.
firasat akan sebuah bencana menerpa bagai angin yang tak ingin disalahkan..
kuterima sederet pesan yang semalam tak terbaca.
tersurat namamu dilist paling bawah..
menagih janji yang mungkin aku sendiri lupa menepatinya, maaf...

mentari bersinar seiring dengan senyum yang mereka persembahkan tuk menghibur hati yang lara. Mereka berhasil...
keadaan terus menjadi warna yang pasang surut seketika bisa indah, namun tak jarang menjadi gelap..
mungkin itu efek hati yang tak mendukung.
cemooh sana sini membuat sedikit simpul dalam senyum membawa rasa sungkan.
canda tawa terbesit dalam benak membawa rasa bahagia..
mereka keluarga, yang tak beratap. dimana pun mereka, disana tersembunyi kunci cadangan kebahagian..
raga yang tak begitu banyak kehadirannya, namun cukup meluruhkan sejuta tangis tak tertahan, aku sanggup... 
raga yang siaga kala kau tentu tak bisa dituntut karena kealfaan. aku kuat...
raga yang menopang berbait-bait cerita kala kertas tak sanggup diukirnya, aku luruh...

jika biasanya kau ada disetiap keruntuhan pejuanganku, namun kini kau hanya menjadi bayang harap didalamnya, terima kasih...
 sama seperti biasanya, inhaler hanya dapat meneyembuhkan sakit secara fisik yang kuderita, namun ia tak mampu menyembuhkan luka yang kau buat dalam hidupku.. 
jacket pun hanya mampu menghangatkan kala hujan turun membasahi jiwa, namun ia tak sanggup menahanku dari terpa kekejaman hatimu menabrak relung kasih sayangku..

kau hancurkan seketika apa yang dulu kau sebut 'sayang'..
kau runtuhkan kepercayaan yang kuberikan dari awal..
kau robohkan hingga bagian yang terkecil akan kekaguman yang ku piara sejak dulu..
kini kau bangun dalam pola fikirku akan keburukan bangsa adam didunia.
kini kau tanamkan dalam hidupku bahwa dirimu saja sudah tak layak kucinta.
kini kau harus biarkan aku berfikir, bahwa tak ada lelaki yang benar-benar sayang padaku jikalau bukan ayah namanya..
kubiarkan kau pergi mencari penjelasan yang masih kau bekap dalam fikirmu.
katakan jika nanti kau mampu saja, jadi, biarkan aku juga mempersiapkan petahanan, agar kutak ambruk sesudahnya..
tidak seperti sekarang yang kau ciptakan hanyalah duka, kesuraman, dan lagi-lagi perubahan dalam hidupku yang begitu ketara.

aku akan berkilah, bahwa aku baik-baik saja.
tapi jangan kau harap kau dapat menelusuri jiwa yang lemah ini.
karena kau tau aku rapuh disetiap langkahnya