Rabu, 21 Maret 2012

dear dhif. . .

malam, dhif. . 

lelah rasanya aku berkutat dengan hari ini. bahkan Allah saja kurasa tak mengabulkan doaku pagi tadi.

aku berangkat, dhif. . .
akhirnya.
setelah beberapa hari aku absen dari keramaiannya, sekolah. . .

aku melihatnya, kulihat dia lengkap dengan senyumnya. sial. dia merusak pagiku.
ingin aku menangis dikala itu, dhif. .
bahkan aku sudah bersembunyi dibelakang teman-temanku agar ku tak dilihatnya. namun tetap jatuh bulir tangisku. hempaskan. .

berjuang aku, dhif. .
menghabiskan hari pertama, besok, dan hari sabtu. setelah itu, kembali aku pada kehampaan, dan semoga sukses yang disana.

aku bertemu dengan mereka lagi. dan aku menangis didepan mereka dengan puas. aku rindu mereka, dhif. .

aku melihatnya lagi, lagi, dan lagi. terus seperti itu, hingga mati nanti aku ditengah lapangan karena tekanannya.
ada yang berbeda, jelas.
ada yang berubah, tentu.
ada yang hilang, pasti.
tapi kurasa dia menyukainya. itu yang dilakukan terhadap rambut, dan gaya barunya. 
masih seperti biasa, tampan. bahkan ada yang bilang dia cool.
tapi dengan ketampanannya yang baru itu, aku tak bisa mengungkapkannya. .

dia bukan seperti yang kukenal, dhif. .
dia seperti orang asing yang baru tampak setelah gulita menyelimutinya.
dia bukan ****ku yang dulu, dia bukan mom's kid yang selama ini berlaku manja padaku.
dan kurasa, dia bukan bocah TK lagi yang setiap jam 20.15 berlaku telmi.

meski terlalu banyak keanehan yang dia perkenalkan padaku, tapi itu yang membuatku rindu, dhif. . .


doa sebelum tidur:

kalau kau berkenan ya Allah, berikan aku satu kesempatan untuk meminta padamu untuk mengembalikan **** kecilku.
setidaknya jangan biarkan aku tertunduk selamanya, jadi apa pun dia nanti dikehidupanku, aku terima, meski kata "teman" saja yang mengikat kami kembali. . .

kabulkan permintaanku, tuhan. . . 

itu doaku, dhif. . 
apa doamu?? kuharap itu yang terbaik untukmu.
malam, dhif. . .