tadi aku berdiri menghadap bulan dan kurasa dia pun menangis melihatku kini.
terlantar dan tak berdaya, terkulai lemah hanya karena kepergianmu..
tapi bukan salahmu...
dari bintang bersinar hingga ia tertutup awan kelabu, aku masih memandangi jalan kosong yang biasa kau singgahi kala kau menungguku. lucu, tapi kini menyedihkan.
dulu kau begitu setia dengan paras ketampananmu, meski kesal telah lama menunggu tapi kau maklum.
lalu sore datang kau kembali mengantarku, hingga magrib berkumandang, kita masih tertawa ditempat itu.
terus begitu, begitu, namun kini tak lagi.
dulu kala hujan mengguyurku, dan seperti biasa akan darah yang turun dari hidungku, kau tergesah khawatir akan keadaanku. kini ketika hujan membasuh seluruh ragaku, begitu juga hidupku, ruang itu kosong seharian meski ada aku dengan seragam yang masih basah dan beberapa kerabatku, kau tak ada, namun salam agar aku memulih datang padaku dan.....jacket itu, tetap untukku.
"kak, katanya **** pake ini biar gak kedinginan, terus cepet sembuh"
pilu aku mendengarnya, percuma beribu kata pun yang sampai ditelingaku tapi bukan darimu, itu hanya akan membunuhku. lalu....
"makasih, tapi balikin aja, de. dia kan mau pulang, jangan sampe dia keujanan juga. bilang makasih"
dengan segenap kekuatanku aku berkata begitu, demi memikirkan hal yang terbaik bagimu. namun.....
"kak td aku liat dia dikelas udah gak ada. berarti ini sengaja ditinggalin buat kakak"
berarti dia rela terguyur hujan demi aku. tapi kenapa iya tak tampak?
pedih aku karena kumampu mencium aromamu dalam pelukanku.
karena benar sungguh tak mampu aku meraihmu.
keesokkannya, mungkin kau terkejut karena sudah kembali jacket itu padamu.
karena sungguh tak kuat aku berayal akan kebaikanmu.
entah sebagai apa, namun itu hanya menyeretku dalam harunya hidup.
sungguh, tolong jangan berkorban untukku, kalau itu hanya belas kasihanmu, dan tak mampu kau bahagia karenanya.....
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
thank you for your comments hopefully be better :D