Kamis, 05 April 2012

dear dhif. . .

dhif. dengar aku. .

hari ini terlalu biasa, namun juga terlalu menyakitkan.
banyak orang disekelilingku memprotes akan perubahan yang terjadi sekarang ini.
begitu banyak konflik juga yang terjadi akan hujan yang kau turunkan tadi.
itu yang menyadarkanku, namun tak dapat  mengembalikanku.
mereka begitu peduli akan kondisi yang terlalu hancur ini, mereka bilang "kemana fitri yang dulu??"


dan kujawab dalam hati, "pergi.."


aku menginginkan tuk kembali, tak dipungkiri jika ku menginginkan dia juga tuk kembali, tapi...
mustahil!
aku ingin seperti dulu, banyak tawa, dan canda yang dibuat setiap harinya, meski sekarang pun tak begitu banyak juga yang hilang, namun kurasakan bukan aku yang ada dalam raga ini.
hanya seonggok nyawa seorang gadis yang trauma akan peninggalan-peninggalan yang dibuat oleh orang tersayang yang mungkin tak lagi menyayanginya.kasihan aku kala ku bercermin..


aku terus berusaha setiap harinya tergopoh dengan rasa ketakutan yang mendalam akan hadirnya.
aku terus berusaha tuk tak menangis, meski inginku menjerit ditelinganya.
aku terus berusaha setiap hari bersabar dan menangkal kala fikiran jahat tuk marah denganya. 
ada yang bilang dia melakukan ini karena dia belum mengerti akan bahasa yang kusampaikan. dia masih kecil!!
tapi dimana letak kebeliannya saat dulu dia bilang sayang, dan berkali-kali kukatakan bahwa semua ini terlalu beresiko.
kenapa disaat dulu semuanya masih terlihat muda, dan aku masih sangat tegar, begitu ingin dia dikatakan mampu menjalaninya.
tapi ketika aku sudah bergantung dan setengah mati menaruh perhatiaan padanya, dia seakan akan tak mengerti apa yang sedang ia jalankan??


katanya aku harus bersabar karena mungkin dia sedang berfikir.
lalu sampai kapan aku harus terus bersabar dan menunggu jawabnya??
sampai ku mati akan kedpresian ini??
terlalu cepat jika kubuat jenjang waktu dalam kurun waktu kurang dari 2 bulan ini. karena aku akan pergi. meninggalkan tempat kami dulu bertemu. yang mungkin tak disengaja, atau hanya musibah hingga berakhir pun terlalu tragis begini.


kuluapkan amarahku padamu malam ini, maaf...
karena setelah itu aku akan mencoba lebih jauh, dengan memutuskan segala bentuk komunikasi dengan siapapun selama beberapa hari ini. aku ingin tenang. . .


sampaikan salam sayangku untuk rekan-rekan hidupku, bahwa aku baik-baik saja.
serta sampaikan salam, dan segenap bentuk perhatianku yang tak terulis dan terucap ini melalui angin, untuk dia disana. agar selalu menjaga dirinya...


malam, dhif. . .

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

thank you for your comments hopefully be better :D