semakin malam semakin aku terhuyung akan kesunyian yang mungkin hanya kurasakan sendiri. semakin sunyi hingga sesak dada ini dibuatnya. semakin sakit membuatku pasrah akan keadaan. hingga mungkin hanya nama yang ada. jangan..
hingga malam dipenuhi bintang, hingga dia pun bergantikan sang fajar. aku masih terjaga meski raga terlalu lelah. bersiap sekan tegar, meski satu ucapnya pun dapat meruntuhkan semua.
pertahanan berlanjut hingga bel kesekian. terus mengurung agar aku atau dia sama-sama tak terlihat. bersimpuh dalam doa sesudah dhuha membuatku rindu akan sosok yang pernah menjadi imam kala masa masih indah.
aku rindu akan gelagatnya.
aku rindu akan celoteh dan candaannya.
aku rindu akan perhatiannya.
dan aku selalu rindu akan senyumnya.
masih hafal aku akan aroma parfum sederhana yang ia kenakan.
masih terbayang sosoknya kala ia ada disampingku.
masih ada begitu banyak cerita akan mimpi-mimpi lucu yang sampai saat ini belum kuceritkan padanya.
terbuang waktu memang tidak, tapi terlalu hampa tanpa kehadirannya.
bahagia tentu tidak jikaku berhasil tak melihatnya hari ini, tapi lebih sedih sangat jikak melihat sosoknya yang begitu ceria tanpaku.
tertawalah selagi kau mampu, dik. mungkin hanya sebutan itu yang pantas untukmu saat ini.
karena tak selagi kau rasakan layaknya aku yang mati rasa tanpa orang yang kusayang.
jangan, jangan kau tatap aku dengan nanar seperti itu.
karena meski aku berkelit, tapi masih punya aku nyali tuk mengatakan, bahwa "aku mampu.."
mungkin...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
thank you for your comments hopefully be better :D