Senin, 19 Maret 2012

dear dhif. . .

hi sobatku, dhif. . .

aku sakit. .

tempratur itu turun naik seperti keadaanku saat ini. aku seperti mayat hidup. tak bersuara, tak bergeming, terpaku, entah pada apa.

besok akhirnya datang, dhif. waktu yang menentukan bagaimana besok nasibku. mungkin aku bisa mengatakan kalau aku kuat, tapi tidak dengan kondisi dan parasku. tampak terlalu buruk aku bergabung dengan yang lain jika seperti ini.

padahal aku rindu, tapi aku tak mampu.

besok pun adalah hari penentuanku, dimana pembuktianku akan nasib yang mempertemukanku dengannya, disekolah. .
jika saja aku bisa berteriak, mungkin aku akan meraung disana, meminta pertanggung jawaban dan janjinya, ahh sudahlah. . .

entah sampai kapan aku begini, tapi aku terlalu kalut untuk berbohong sekarang, bicara bahwa baik baik saja itu hanya omong kosong!!

kini sungguh berbeda, dhif. .tentu. 
dulu, selalu ada yang memperingatkanku akan kesehatan ini termasuk mereka, dan dia.
tapi sekarang, mereka saja sangat bersyukur aku atas kepeduliannya. dan dia, entah kemana.


bismillah aku menghadapinya, dhif. .
meski malam tetap menjadi musuhku karena mimpi itu. aku berusaha tenang, dan tak menangis saat tidurku. tapi tak berhasil.
aku berusaha, berkomunikasi layaknya manusia normal, itu hanya memperburuk. aku tak mampu berkonsentrasi dengan kehidupanku kini , dhif. tolong aku. . .


hei siapa yang disana, dengar aku. kumohon dengar aku untuk yang terakhir kali!!. .
kemana kau?? kuharap nyawa itu tetap pada ragamu ya.
baik baik saja kah?? jangan lihat aku!! tentu aku yang paling buruk.
kau pergi seenaknya saja layaknya bocah yang tak mengerti apa pun. hei dengar aku!!
aku selama ini berfikir kalau kau dapat lebih dewasa dibandingkan umurmu. tapi tenang, kau tetap ku anggap sebagai salah satu makhluk tuhan yang baik. meskipun nyatanya apa yang kau lakukan padaku sudah keluar dari konteks itu.


mungkin ini bukan sepenuhnya salahmu, karena harusnya dari awal aku tau, bahwa tak akan padu kau dengan diriku sampai kapan pun, mungkin terlalu jauh pola fikir yang terbentuk dari masing-masing diri kita.

pergi, ayo pergilah!! jangan lihat aku dengan tatapan nanarmu itu, karena aku baik-baik saja, walaupun kini kau lihat dampak yang kau tinggalkan.
kenapa?? tak tega kah kau dengan ku?? dengan paras yang seperti tertimbun kedepresian akan dirimu ini?? masih ada rasa kasihanmu padaku setelah kau ucapkan itu dulu?? aku hanya tertawa.

kini rasa kasihanmu hanya membentuk luka baru dalam hidupku, jadi kumohon, dengan sangat. jangan sakiti aku. . .
karena aku tak mampu. 
katakan sesungguhnya apa yang kau rasa, 
hingga tak repot aku berharap dengan sikapmu. 
katakan jika kau tak bahagia, 
katakan bahwa tak ada cinta sebenarnya selama ini, tapi hanya. . . .
kasihan.


lalu apa yang kau maksud dengan cintamu tanpa alasan itu??
lalu apa yang kau maksud dengan sikapmu selama ini??
lalu apa yang kau maksud dengan janji-janjimu??
lalu, lalu, lalu, dan lalu. . .
terlalu banyak. terlalu banyak goresan dalam luka ini.
sudahlah, berdoa saja sana, minta padanya agar aku tak mati loncat dari tebing ketegaranku.
aku masih punya Dia, dan temanku, keluargaku. aku tak sendiri. . .
jadi jangan sungkan, sayang. pergilah


temukan yang terbaik, tapi jangan temukan alasan untukmu mencintainya. itu pesanku. . .

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

thank you for your comments hopefully be better :D