hi, dhif. . .
kemarin dan kemarinya lagi, hingga ku tak tau kapan, aku menunggunya dibawah hujan yang mengguyur tubuhku dengan deras. . . berdoalah semoga aku tak jatuh dibawahnya.
aku menunggunya disini dengan harapan dia datang membawa janji. Janji yang lama dia pendam, dan kini dia bawa pergi. .
kepergiannya. .
kehilangannya. .
dan semua jejak wujud langkahnya seolah menjadi hantu akan tidurku dipenghujung malam.
dia pergi dan membawa semuanya, seolah tak rela menyisakanku dan kini membiarkanku terperangkap dalam kehampaan. waktu, cerita, kenangan, tawa, hingga kabar. . .hilang. . .
kini yang tersisa benar benar hanyalah lubang penderitaan, mimpi buruk yang menderu akan kekhawatiranku pada dirinya, bahagiakah dia disana??? entahlah. . . namun aku tidak, tentu tanpanya. .
Dan dengarlah, hari ini aku mengambil sesuatu yang berarti dalam fikiranku untuk orang yang kusayangi. . . keputusan. . .
entah benar atau salah langkah yang kuambil ini, namun aku fikir ini yang terbaik. ..
aku benci akan hal ini, tapi mungkin dia pun menginginkannya.
kini aku berusaha pergi dan berlari tanpa menoleh kebelakang, meski aku harus tersauk-sauk akan nafsu untuk kembali padanya. aneh memang, dulu aku yang menginginkannya, namun aku juga yang pergi, tapi tak pernah ada tindakan yang tak ada alasaannya,
kumohon mengertilah. .
jangan kau marah seperti yang lainnya karena pilihanku ini, karena jika kau pun bertanya
untuk siapa ini ku lakukan , maka aku pun akan menjawab "untuknya"
dan sekarang aku berlatih dan berusaha memahami bahwa kehidupan begini rasanya jika tak bersamanya. .
meskipun ada perbedaan yang tampak pada raut muka, namun aku berusaha tegar. .
kurasa kau pun tau, bahwa aku ada mereka,
mereka yang kusayang,
mereka yang dapat menutup luka,
mengganti tangis menjadi tawa,
dan mereka yang rela memelukku kala aku merindu dan menggila akan kealphaannya. .
konyol memang jika, mimpi saja bisa membuatku mengerang, menangis dalam tidur yang seharusnya menenangkan fikiran. .
aneh memang jika, lamunan saja dapat membawaku pergi meninggalkan kesadaran. .
aku benar benar terperangkap dalam pojok kedpresian, yang dulu sangat kuhindari, namun sekarang kurasakan.
tapi ini aku dhif, fitri yang sesungguhnya. .
fitri yang aku sendiri baru menyadari, bahwa trauma dapat membunuhnya. . .
dan ini benar benar aku dhif, fitri yang sedang berusaha hidup dengan doa yang terbaik terpanjatkan tetap untuk dia yang disana. . .
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
thank you for your comments hopefully be better :D